Jakarta – Pasca mendapat serangan roket lintas batas yang ditembakan oleh Lebanon, militer Israel melancarkan gempuran udara ke Lebanon selatan pada hari Sabtu (22/3). Serangan itu sebagai bentuk respon atas serangan Lebanon. Akibat agresi Israel tersebut media Lebanon melaporkan sedikitnya dua orang tewas termasuk seorang anak perempuan.
Kantor Berita Lebanon National News Agency (NNA) melaporkan “Serangan musuh Israel di kota Touline mengakibatkan tewasnya dua orang, termasuk seorang anak perempuan, dan terlukanya delapan orang lainnya, termasuk dua anak-anak,” mengutip unit darurat Kementerian Kesehatan yang menggambarkan sebagai “jumlah korban awal”
Seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (22/3/2025), NNA sebelumnya melaporkan jumlah korban tewas satu orang di Touline.
Adapun jatuhnya korban jiwa ini terjadi ketika militer Israel mengatakan sedang melancarkan agresi udara di benteng Hizbullah di Lebanon setelah mencegat serangan roket lintas batas.
Menurut militer Israel mengatakan tiga roket ditembakkan dari Lebanon ke Israel utara dan memicu sirene agresi udara di wilayah tersebut untuk pertama kalinya sejak gencatan senjata November lalu antara Israel dan kelompok Hizbullah yang didukung Iran.
Selanjutnya militer Israel mengatakan ketiga roket itu berhasil dicegat dan belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab.
Namun, kepala pertahanan Israel mengatakan bahwa mereka menganggap pemerintah Lebanon bertanggung jawab atas semua aksi musuh dari wilayahnya, terlepas dari siapa yang meluncurkannya.
Menteri Pertahanan Israel Katz mengatakan, “Kami tidak dapat membiarkan gempuran dari Lebanon mengenai masyarakat Galilea,” katanya merujuk pada kota-kota dan desa-desa di utara, yang banyak di antaranya dievakuasi setelah kelompok militan Lebanon, Hizbullah mulai menggempur Israel untuk mendukung Hamas pada Oktober 2023.
Katz juga menyebutkan, “Pemerintah Lebanon bertanggung jawab atas gempuran dari wilayahnya. Saya telah memerintahkan militer untuk meresponnya sebagaimana mestinya,” sebutnya.(*)